Bahan Baku Cat
Pengertian cat beserta bahan bakunya
Dalam
pembuatan cat ini kita bisa mengetahui apa saja yang ada di dalamnya
pada pembuatan cat dipengaruhi oleh seberapa canggihkah teknologi
tersebut. Cat dalam kehidupan manusia hanya sebagai penghias dan pelapis
pada tembok. Dalam pembuatan cat ada beberapa bahan yang sangat
berbahaya bagi tubuh kita yaitu :
1. menggunakan bahan kimia VOC (volatile organic compound)
dalam
bahan kimia ini dalam kandungan senyawanya mudah menguap. Dalam
kategori VOC antara lain solvent dan tiner. Solvent berguna untuk
pencampuran cat karena jika pemberiannya yang pas dalam cat ini akan
terasa kental dengan begitu cat akan mudah diaplikasi, mudah diaduk dan
cepat kering. Tetapi dalam menggunakan solvent tidak baik bagi kesehatan
tubuh, ketika solvent sudah diaplikasi dan sudah kering dia akan
mengalami pemuaian di dinding pada benda yang diberinya, tetapi pada
pemuaian gas tersebut butuh waktu yang lama
akan menghilang pada ruangan yang baru di cat, ketika kita mau memasuki
dalam seketika kita sudah merasakan gejalanya yaitu mata terasa pedas,
kulit perih, ganguan dalam pernapasan atau alergi dan juga dalam
menghirup terlalu lama akan menyebabkan kanker, kerusakan hati dan
sistem saraf. Ada pun teknologi modern yang tidak membutuhkan solvent
lagi yaitu polimerisasi.
2. mengunakan timbal dan merkuri
Menurut
Shinta Iswandani Ameldy, Category Head PT IC Paints Indonesia timbal
sering digunakan untuk mencampurkan cat yang bias menghasilkan
warna-warna cerah. Timbal terkandung dalam pigmen yang merupakan bahan
untuk memberi warna pada cat. Ada warna yang memiliki kandungan timbal
yang lebih tinggi dibandingkan warna-warna lain yaitu warna kuning dan
oranye dan bisa untuk cat minyak. Pada merkuri merupakan bahan logam berat yang ada dalam kandungan cat.merkuri digunakan dalam campuran anti jamur.
Dalam pembuatan cat ini kita harus menggunakan bahan kimia yang
berkaitan yaitu kimia organik dan kimia polimer. Proses Pemanfaatan
pada kimia antar permukaan, kimia koloid, elektrokimia dan petrokimia.
· Kimia polimer
Rancangan
polimer yaitu untuk cat berupa komposit dengan persyaratn tinggi, untuk
mencapai tinggi, untuk mencapai berbagai fungsi, sebagai aplikasi utama
dari kimia polimer. polimer untuk cat yang berupa risen sintetis untuk
menggambungkan beberapa monomer yang dapat mencapai karateristik. Ada
beberapa jenis resin seperti resin linier termoplastik, resin
thermosetting yang dapat ditaut silang, resin tak jenuh, dan masih
banyak lagi jenis yang lain.
· Kimia antar permukaan
Untuk
mencapai mutu mendasar sebagai cat, yang sangat penting adalah berbagai
faktor yang terkait dengan kimia antara cat dan substract, kadar basah
(wettability) cat, adhesi dan absorpsi, serta reologi.
· Petro kimia
Kurang
lebih 75% dari bahan utama cat seperti resin, aditif dan pelarut
bergantung pada produk minyak bumi, sehingga petrokimia dan kimia
organik sangat terkait erat dengan cat.
· Kimia koloid
Cat
didefinisikan sebagai tebarankoloid dari pigmen dalam sarana (resin dan
pelarut). Dengan demikian properti cat sangat tergantung pada ukuran
partikel dan permukaan pigmen.
· Teknologi Penebaran Pigment
Tebaran pigment adalah proses untuk membasahi dan melepas partikel utama pigmen dan menebarkannya ke dalam sarana secara merata.
1. Bahan-bahan Penyusun Cat
a. Resin atau binder
Resin
merupakan komponen yang sangat penting untuk pembuatan cat. Resin
berfungsi untuk merekatkan komponen-komponen yang perlu kita lindungi
dan melekatkan seluruh bahan pada permukaan suatu bahan (membentuk
flim). Resin berasal dari polymer dimana pada temperatur ruang (atau
temperatur applikasi) bentuknya cair, bersifat lengket dan kental. Ada
pula jenis-jenis resin yaitu Natural Oil, Alkyd, Nitro Cellulose,
Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane, Silicone,
Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll.
Pada table ini sudah bisa membedakan resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengeras (pembentukan flim)
PENGUAPAN SOLVENT
(Lacquer dan Duco)
|
Mengering
atau mengerasnya resin terjadi karena penguapan solvent yang ada.
Yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa Bahan yang padat akan
tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan bahan yang
dicat. Selama solventnya masih ada maka resin ini belum mengeras.
Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup besar sehingga
film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi reaksi kimia sudah cukup
kuat dan padat. Dalam pengeringan harus dilihat dari Kecepatan
mengering, kualitas rata dan kilap dari permukaan film sangat
dipengaruhi oleh pemilihan jenis dan komposisi solventnya. Contoh
resin jenis ini adalah Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate
Butyrate (CAB), Chlorinated Rubber, dan Acrylic Co-polymer.
| |
REAKSI DENGAN UDARA
(Varnish dan Syntetic Enamel)
|
Ketika
proses pengeringan atau pengerasan terjadi karena ada reaksi kimia
antara komponen udara (oksigen atau air) dengan menggunakan resin
tersebut bisa membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan
saling berikatan satu sama lain. Resin Alkyd atau Natural Oil
(kombinasi keduanya) mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam
struktur molekulnya. Oleh sebab itu resin ini bersifat reaktif terhadap
oksigen, namun pada temperatur ruang reaktifitasnya mulai berkurang,
harusnya ada yang bisa meningkatkan reaktifitasnya dengan
penambahan katalis (dryer) jika akan dipakai. Pada resin Prepolymer
Polyisocyanate terjadi reaksi “ moisture cure” antara gugus fungsional
yang reaktif dengan air (kelembaban) di udara. Adapun cara utama cat
yang mempergunakan Resin jenis ini adalah akan mudah mengeras pada
permukaannya (atau mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup
lama).
| |
REAKSI POLYMERISASI
|
Campuran
ini akan mulai mengeras atau mengering karena terjadi reaksi kimia
antara dua resin yang ada dalam campuran cat, reaksi ini sering
disebut reaksi polymerisasi. Reaksi polymerisasi (baik kondensasi
maupun addisi) dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis
(non katalis), panas atau radiasi UV. Hasil reaksinya adalah sebuah
campuran polymer yang mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan
mempunyai ikatan tiga dimensi (crosslink) yang jauh lebih kuat dibanding
reaksi yang dijelaskan sebelumnya.
| |
Tidak menggunakan katalis
(2 Pack Enamel)
|
Pada
suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah cukup reaktif untuk
memulai reaksi, maka pasangan resin jenis ini harus dipisahkan dengan
satu sama lain sebelum dipakai, dicampur satu dengan lainnya jika
hanya akan digunakan. Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy
dengan Polyamide dan Polyol dengan Polyisocyanate. Resin kedua dalam
pasangan tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa disebut
“hardener”, karena setelah resin ini dicampurkan dengan pasangannya akan
terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya ditandai dengan
mengerasnya campuran tersebut.
| |
Menggunakan Katalis
|
Karena
pasangan dua resin ini tidak cukup reactive, maka perlu ditambahkan
katalis untuk memulai reaksinya. Selama katalis belum dicampurkan maka
tidak ada yang akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan tersebut.
Contoh resin ini adalah resin amino (melamine) dan alkyd polyol yang
akan bereaksi atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu berupa asam
organik atau anorganik.
| |
Panas (Stoving
Enamel)
|
Disamping
katalis seperti ini sudah disebutkan di atas, panas juga biasa
digunakan sebagai alat untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya
adalah resin amino dan alkyd polyol yang dipakai pada cat jenis
stoving (pangggang) pada cat-cat mobil.
| |
Radiasi UV
|
Ada
Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak jenuh, bisa
bereaksi satu dengan yang lain bila diradiasi dengan sinar UV.
Pengeringan dan pengerasan terjadi setelah campuran resin dikenai
sinar UV.
|
Ada
banyak sekali jenis resin maupun type dan keturunannya, ada pula yang
menggambungkan resin yang satu dengan yang lain juga dapat menambah
perbendaharaan jenis resin baru. Jadi, daya tahan, kekuatan dan
karakteristik dipengaruhi melalui jenis resin yang akan di pakai.
Adapun resin yang dapat mempengaruhi pertimbangan antara lain :
Ø Pemakaian,
jika akan menggunakan dengan kuas maka harus dipakai resin yang alami
encer dan lama keringnya. Resin yang cocok adalah alkyd dengan kadar oil
yang cukup banyak (alkyd long oil). Resin ini dengan kekentalan yang
tinggi dan cepat kering sangat tidak cocok dipakai dengan menggunakan
kuas, akan menimbulkan permukaan yang tidak rata setelah cat dalam ke
adaan kering. Maupun dengan resin yang encer dan lambat kering sangat
tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan vertical.
Ø Kekuatan,
jika dibutuhkan untuk menggunakan pada ketahanan pada sinar matahari,
maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, tetapi jika
dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan dan
benturan.
b. Pigment dan extender (filler)
Pigment
dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Jika extender bisa larut pada
solvent, tetapi jika pigment tidak bisa. Pigment merupakan padatan
halus (bubuk) yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi
berikut:
Optis
|
Memberi
karakter khas pada penampakan atu penampilan pada cat tersebut,
seperti: warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya
|
Protective
|
Memberikan nilai tambahan pada karakter kekutan cat tersebut, seperti: kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dll
|
Reinforcing
|
Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan, daya tahan terhadap abrasi, dll
|
Kekuatan,
daya tahan dan sifat-sifat lain dapat diinginkan dari cat yang dapat
dibentuk atau dapat diciptakan dengan menambah pigmentnya dan
konsentrasi yang sesuai. Untuk bisa kita mempelajari sifat-sifat pigment
itu kita harus sangat berhati-hati karena kalau ada kesalahandikitpun
akan membuat sifat-sifatnya akan berbeda dengan yang sebenarnya.
Sifat-sifat pigment yaitu :
- Warna
- Bentuk dan ukuran partikel
- Berat jenis, density atau specific gravity
- Oil absorption
- Hiding power (refractive index)
- Daya tahan terhadap panas dan asam basa
- PH
- Muatan Listrik
- Bleeding
Secara umum pigment yang dapat kita bedakan menjadi dua yaitu :
Pigment ORGANIK
|
Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon).
|
Pigment ANORGANIK
|
Terbentuk
dari mineral-mineral atau garam-garam logam yang terbentuk secara
alami (bahan galian) atau hasil dari reaksi kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau disebut sebagai pigment saja) dan extender atau filler.
|
Pigment
dalam anorganik mempinyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup,
kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang
lebih bagus dibanding pigment organik. Tetapi kalau masalah tentang kecerahan dan tinting strength, kualitasnya lebih baik pigment organik dari pada pigment anorganik.
Pada
pigment anorganik diatas ada yang bernama extender atau filler ditambah
ke dalam cat tujuannya untuk menurunkan harga, tetapi dalam hal
tertentu extender ditambahkan untuk memperbaiki sifat catnya. Extender
umumnya mempunyai refractive index yang kecil (atau rendah daya tutupnya) dibandingkan dengan pigment.
c. Solvent
Yang
saya sudah jelaskan sebelumnya bahwa masing-masing komponen cat
mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda dalam pembuatan atau
penyusun cat ini. Demikian halnya pemakaian cat dengan penambahan
sulvent yang tepat dengan takaran yang pas, maka cat bisa menggunakan
kuas, dispray atau dilumuri langsung pada objek yang akan mau di cat.
Komposisi sulvent yang tepat dan benar sangat memberi pengaruh yang
sangat besar optimal pada mekanisme penguapan dari solvent-solvent yang
ada, sehingga membentuk flim yang karakteristik, baik textur
permukaanya, maupun kecepatan keringnya.
Ketika
membicarakan sulvent pasti tidak jauh pasti ada yang namanya thinner,
karena keduanya sangat berkaitan satu sama lain. Thinner merupakan
campuran beberapa sulvent yang dipakai untuk melarutkan resin di dalam
cat atau mengencerkan cat selama penggunaan masih berjalan.
Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimianya yaitu :
· Hidrokarbon
Sesuai
namanya hidrokarbon terdiri dari sulvent-sulvent dimana unsurnya
hidrogen (H) dan carbon (C) itu diya struktur dasarnya. Pada golongan
ini di bagi lagi menjadi dua yaitu : aliphatis, aromantis dan
halogenated hidrokarbon. Pada golongan aliphantis dibagi lagi menjadi
aliphantis jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated). Dalam
sulvent-sulvent ini berasal dari distrilasi minyak bumi merupakan
campuran dari beberapa golongan (bukan senyawa murni), sehingga titik
didihnya range minimum sampai maksimum.
· Oksigenated sulvent
Oksigenated
solvent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-solvent yang
struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam kategori ini
adalah golongan ester, ether, katone dan alkohol.
Faktor-faktor
yang sangat penting dalam solvent dengan menjalankan fungsinya didalam
cat adalah kemampuannya dalam melautkan resin, kemudian dalam larutan
yang stabil dan homogen. Beberapa parameter dalam hubungan larutan
sulvent sebagai berikut :
· Solubility Parameter solvent
Solvent
hidrokarbon mempunyai hubungan yang proporsional dengan harga Kauri
Butanol (KB), sehingga semakin besar harga KB-nya, semakin besar
solubility parameternya atau dengan kata lain semakin besar pula daya
larut solvent tersebut. Cara untuk menentukan daya larut solvent-solvent
hidrokarbon adalah dengan cara Titik Anilin (TA), ketika semakin rendah
TA, maka semakin besar daya larut solvent tersebut.
· Hidrogen bonding index
Hidrogen
bonding index merupakan ukuran kekuatan ikatan antara atom-atom
hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti oksigen dalam
solvent tersebut. Solvent-solvent hidrokarbon mempunyai harga rendah dan
jenis alkohol mempunyai harga yang tinggi, sedangkan lainnya berkisar
di diantara dua jenis solvent tersebut.
· Dipole moment
Dipole
moment adalah suatu solvent yang tergantung dengan nilai konstanta
dielektriknya. Pada umumnya semakin polar suatu bahan yang dilarutkan
akan semakin polar juga bahan pelarutnya.
d. Additive
Disamping
ke tiga komponen sudah dibahas sebelumnya yaitu risen, pigment, dan
sulvent. Dalam komponen yang ke empat ini hanya ditambahkan dalam jumlah
cat yang sedikit, tetapi memberi kontribusi yang sangat besar terhadap
cat, sehingga cat bisa diproses, disimpan dan dipakai. Penambahan
additive dalam cat tidak hanya begitu saja melainkan suatu proses
panjang dari beberapa percobaan atau riset pada cat tersebut. Selama
proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai kualitasnya secara
menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul dicoba untuk
diatasi dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga
akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu harus yang pas
untuk campuran catnya.
Additive dibagi berdasarkan fungsi yang harus digunakannya. Berikut pemakaian additive pada industri cat antara lain :
Kategori
|
Nama
|
Keterangan
|
Mempercepat atau mempermudah proses
|
Wetting Agent
|
Berguna untuk mempermudah atau mempercepat proses penggantian udara dan air oleh resin pada permukaan pigment atau extender
|
Dispersing Agent
|
Berguna untuk mempermudah distribusi pigment dan extender ke dalam cairan resin
| |
Mengurangi akibat kerusakan selam penyimpanan
|
Anti Skinning Agent
|
Berguna untuk mencegah proses pengulitan pada permukaan cat (oil atau alkyd base resin) selama penyimpanan
|
Thickening Agent
|
Berguna untuk mempertahankan kekentalan cat atau melindungi cat selalu dalam kondisi koloid
| |
Anti Settling Agent
|
Berguna
untuk mempertahankan pigment selalu berada pada kondisi dispersi yang
stabil dalam campuran, sehingga tidak mengendap.
| |
Mengurangi akibat selama pemakaian
|
Anti Sagging
|
Berguna untuk mencegah turunnya atau melelehnya cat jika dipakai pada permukaan tegak
|
Levelling Agent
|
Berguna untuk meningkatkan kualitas permukaan cat, sehingga permukaannya rata tidak bergelombang
| |
Anti Flooding & Floating
|
Berguna untuk mencegah pemisahan pigment baik secara vertikal maupun horisontal
| |
Anti Foaming
|
Berguna untuk mencegah atau menghilangkan timbulnya busa pada permukaan cat
| |
Memperbaiki atau Merubah Sifat Flim
| ||
Anti Static Agent
|
Berguna untuk mencegah atau mengurangi timbulnya arus listrik static selama pemaikaian
| |
Dryed
|
Berguna
untuk mempercepat reaksi oksidasi dan polymerisasi dari ikatan tak
jenuh pada cat jenis alkyd atau synthetic (mengandung drying oil).
| |
Catalyst
|
Berguna
untuk mempercepat reaksi crosslinking antara resin amino dan alkyd
polyol (atau turunannya), biasanya dipakai senyawa-senyawa asam
organik maupun anorganik
| |
Plasticizer
|
Berguna untuk meningkatkan fleksibilitas cat, terutama pada cat yang mempunyai berat molekul yang besar, seperti NC.
| |
Anti Fouling Agent
|
Berguna untuk mencegah timbulnya atau melekatnya tumbuhan air laut pada dasar dinding kapal
| |
Matting Agent
|
Berguna untuk menurunkan derajad kilap lapisan cat (dari gloss ke semi gloss atau dari semi ke dof/matt)
| |
Anti Fungus
|
Berguna untuk mencegah timbulnya jamur
|
2. Jenis-jenis Cat
Banyak sekali teori yang mengatakan bahwa jenis-jenis cat dapat
dikelompokkan yaitu berdasarkan bahan baku utama, mekanisme pengeringan,
letak dan dimana cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan keberadaan
solvent, fungsi, methode pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain.
Dan saya akan mengubahnya ke dalam bentuk table dimana semuanya sudah
ada sebagai berikut
Dasar Pengelompokan
|
Jenis dan Keterangannya
|
Bahan Baku
|
Berdasarkan
jenis resin yang dipakai: cat epoxy, polyurethane, acrylic, melamine,
alkyd, nitro cellulose, polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll
|
Berdasarkan
ada tidaknya pigment dalam cat tersebut, yaitu varnish atau lacquer
(transparent, tidak mengandung pigment); duco atau enamel (berwarna
dan menutup permukaan bahan, mengandung pigment).
| |
Fungsi
|
Cat
dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti jamur (anti
fungus), tahan api, tahan panas (heat resistance), anti bocor (water
proofing), decorative, protective, heavy duty, industrial dll.
|
Methode Pengecetan
|
Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
|
Letak Pemakaian
|
Cat
Primer (sebagai dasar), undercoat, intermediate (ditengah-tengah),
top coat/finishing (pada permukaan paling atas dari beberapa lapisan
cat), interior (di dalam tidak terkena secara langsung sinar matahari)
dan exterior (di luar), dll.
|
Jenis Substrat
|
Cat
besi (metal protective), lantai (flooring systems), kayu (wood
finishing), beton (concrete paint), kapal (marine paint), mobil
(automotive paint, plastik, kulit, tembok, dll.
|
Kondisi dan Bentuk Campuran
|
Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
|
Ada Tidaknya Sulvent
|
Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
|
Mekanisme Pengeringan
|
Cat
kering udara (varnish dan syntetic enamel), cat stoving (panggang),
cat UV curing, cat penguapan solvent (lacquer dan duco), dll.
|
3. Kualitas Cat
Untuk
bias mendaptkan kualitas yang bagus para industri terus membuat
produknya harus bertahan atau disenangi oleh pelanggan. Adapun
perusahaan yang menyimpan bahan mentahnya, maupun bahan jadi. Di zaman
sekarang ini banyak sekali bhan pembuatan cat yang dari bahannya, yang
sudah jadi maupun yang belum jadi tetapi harus ditambah dengan sedikit
larutan agar gampang diaduk dan di tempelkan pada tembok. Ada juga
pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan kualitas yang bermutu
berdasarkan risen, pigment, extender, sulvent, dan additive yang
disimpan di dalam gudang sesuai dengan spesifikasinya, untuk bisa
membuat para pembuat gampang yang akan mau di ambil yang mana.
Proses pembuatan cat menghasilkan cat dan flim dengan kualitas yang diharapkan.
Untuk
itu saya buat table untuk bisa mengetahui kualitas cat tersebut dan
dilakukan pengujian-pengujian yang dilakukan sebagai berikut
Kategori Bahan
|
Jenis Bahan
|
Pengujian
|
Keterangan
| |
Bahan Baku
|
RESIN
|
Penampilan
|
Membandingkan
penampilan, seperti : permukaan, bahan asing, endapan, kejernihan,
gumpalan dan warna sample resin dengan standard yang ada.
Untuk warna resin dinyatakan dengan bilangan Gardner, yaitu menyamakan warna sample dengan skala warna Gardner. Warna jernih (1) hingga warna merah pekat (18)
| |
Kekentalan (detik atau mPas)
|
Mengukur
waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan seluruh cairan keluar dari
sebuah flow cup standard. Nilai kekentalan dibuat atas dasar waktu
yang dibutuhkan dari mulai mengalir sampai putusnya aliran tersebut.
Cara ini efektif jika cairannya dalah jenis newtonian dan mempunyai
range kekentalan dibawah 200 detik.
Untuk
cairan yang sangat kental maka digunakan cara Gardner, yaitu
membandingkan kecepatan naiknya gelembung udara yang berisi cairan
sample dengan cairan standard dalam tabung dengan ukuran tertentu dari
yang paling encer (A) hingga yang paling kental (Z6).
Atau bisa dilakukan dengan alat Brokfield dengan range pengukuran kekentalan antara 10 hingga 8.106 mPas
| |||
Berat Jenis (gram/cm3)
|
Membandingkan berat sample terhadap volumenya dengan menggunakan gallon cup pada temperatur tertentu.
| |||
Kadar Padatan (%)
|
membandingkan berat sample sesudah dikeringkan (110oC selama 1 jam) dengan sebelum dikeringkan. Biasa disebut dengan NV(non volatile matter) dengan basis v/v atau w/w> basis v/v (volume/volume) lebih sering dipakai.
| |||
Bilangan Asam
|
mengetahui senyawa asam yang terkandung dalam resin
| |||
Membandingkan penampilan, seperti: bahan asing, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
Untuk
membandingkan warna pigment, sample harus didispersikan atau
digrinding dalam resin tertentu kemudian ditarik pada kertas rungkut
dengan ketebalan 60 micron dan dibandingkan dengan warna standard
Untuk
dyestuff perlu dilarutkan pada pelarut tertentu hingga membentuk
larutan denga konsentrasi 3 (DZ) atau 10% (PP), kemudian dicampur
dengan resin tertentu dan dilanjutkan seperti tersebut di atas.
| ||||
PIGMENT DAN EXTENDER
|
Penampilan
| |||
Oil Absorption
|
Mengetahui seberapa besar penyerapan pigment atau extender terhadap oil atau minyak nabati dalam satuan ml per 100 g sample.
| |||
SOLVENT
|
Penampilan
|
Membandingkan penampilan, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan, gumpalan dan warna sample dengan standard yang ada.
| ||
Resistivity
|
Mengukur
resistivity (tahanan = Mega ohm) suatu solvent dengan dua dip
elektroda pada jarak tertentu (1 cm). Besaran ini menggambarkan bisa
tidaknya solvent tersebut dipakai dengan spray jenis elektrostatik
| |||
Jenis dan Komposisi komponent
|
Mengukur derajad kemurnian solvent atau menganalisa jenis dan fraksi komponen-komponen dalam campuran solvent
| |||
ADDITIVE
|
Biasanya
diuji secara langsung dengan menambahkan pada resep bahan setengah
jadi (pasta) atau cat, diproses dan dipakai dan kemudian dibandingkan
dengan additive standard pada semua aspek pengujian.
| |||
Bahan Setengah Jadi
|
PASTA
|
Kestabilan
|
Mengamati pengulitan, pengerasan (gelling) dan kehalusan secara rutin selama pasta disimpan
| |
Kehalusan (mm)
|
Dengan
mempergunakan grindo meter kehalusan pigment atau extender dalam cat
dapat ditentukan. Pasta atau cat ditarik pada parit dengan kedalaman
berbeda dari paling dalam hingga paling dangkal, sehingga partikel
yang ukuran besar akan terjebak pada posisi sesuai dengan ukuran
partikelnya.
| |||
Kadar Padatan (%)
|
Idem di atas
| |||
Warna
|
Setelah
dijadikan cat, dengan mencapur pasta dengan komponen lain, kemudian
ditarik pada kertas rungkut dengan ketebalan 60 micron dan
dibandingkan dengan warna standard
| |||
CAT
|
TANPA PIGMENT
|
Penampilan Cat
|
Membandingkan penampilan sampel cat, seperti : bahan asing, endapan, kejernihan dan gumpalan dengan standard yang ada.
| |
Kekentalan
|
Idem di atas
| |||
Berat Jenis
|
Idem di atas
| |||
Waktu Kering
|
Dengan mempergunakan sentuhan, tempel atau tekanan jari pada cat yang masih basah. Waktu kering meliputi : kering sentuh, tekan dan kering sempurna.
| |||
Kadar Padatan
|
Idem di atas
| |||
Resistivity
|
Idem di atas
| |||
Penampilan Film
|
Pengujian
film dilakukan setelah cat dikenakan pada substrat tertentu dan
kemudian mengering. Penampilan filim meliputi ada tidaknya: kulit
jeruk, gelembung udara, bercak-bercak, tidak meratanya kilap,
lekukan-lekukan kawah, kerut dan lain-lain.
| |||
Daya Kilap Film (gloss)
|
Mengukur cahaya yang dipantulkan oleh film. Alat yang dipakai adalah Glossmeter atau reflektometer
| |||
Daya Lekat Film (adhesi)
|
Film
cat kering digores dengan sudut cutter (30-45o) dan pada kecepatan
0.5 detik per satuan potongan sehingga didapat 25 kotak dengan jarak
pemotongan sesuai ketebalan catnya. Kemudian dilekatkan selotip dan
ditarik dengan kuat. Dari banyaknya kotak lapisan cat yang terangkat
bisa kita nilai daya lekat film tersebut ( GT 0, tidak ada yang
terkelupas hingga GT 4, terkelupas > 65%)
| |||
Sifat Mekanis Film
|
Sifat
mekanis film meliputi: daya tahan terhadap impact, kekerasan dan
lain-lain. Untuk daya tahan impact diuji dengan impact tester,
kekerasan dengan hardness pendulum tester, hardness Dur-O-Test atau
dengan pencil hardness.
| |||
DENGAN PIGMENT
|
Semua
pengujian yang dilakukan pada cat tanpa pigment juga dilakukan untuk
cat dengan pigment dan ditambah beberapa pengujian berikut
| |||
Penampilan Warna
|
Selama
pencocokan warna (colour maching), sample cat dibandingkan dengan
warna standarnya, bisa dilakukan dengan methoda tersebut di atas
(pasta) atau dengan mempergunakan alat pencari warna (hunter
lab colour matching), hingga diperoleh hasil selisih antara warna
sample dengan standard sekecil mungkin (sesuai spesifikasi).
| |||
Kehalusan
|
Idem di atas (pasta)
| |||
Daya Tutup
|
Merupakan
ketebalan minimal film dari cat dimana pola hitam-putih dari kertas
kotak-kotak tidak dapat kelihatan. Pengujiannya adalah dengan menarik
cat basah dengan applikator dimulai ketebalan paling besar hingga
paling kecil, kemudian setelah kering dinilai daya tutupnya.
|
Kesimpulan
- Kita bisa mengetahui pembuatan cat yang di pakai dalam kimia.Kita bisa mengetahui bahaya apa yang disebabkan oleh cat ketika cat tembok dalam keadaan menguap atau pengeringan yang bisa menyebabkan penyakit pada tubuh kita.
- Bisa mengetahui cara pelakatan cat ke permukaan.
- Bahan-bahan yang dipakai untuk pembuatan cat.
- Mengetahui jenis-jenis cat pada table yang sudah saya jelaskan.
- Kualitas apa saja pada cat
- Untuk ingin mendapatkan kualitas cat yang sempurna kita bisa mengujinya dan menambahkan pelarut untuk lebih mudah menggunakannya.
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Bahan Baku Cat"
Posting Komentar